Sebelum membaca artikel ini lebih jauh, menurut anda apakah ada gedung di Indonesia yang sudah menerapkan teknologi hijau yang sesungguhnya? Mungkin jawabannya 50:50 antara ya dan tidak. Di Indonesia, gedung-gedung baru akan menerapkan sistem dan konsep taman hijau, jadi para developer untuk gedung-gedung mulai menerapkan ratio 90:10 yaitu 90% untuk bangunan dan 10% untuk taman, baik itu mulai dari kolam ikan, air terjun mini, taman yang ditanami tumbuh-tumbuhan sampai jogging track. Ratio itu juga berlaku pada perumahan baru dan apartemen, bahkan beberapa developer sudah mulai membangun kolam renang atau water boom di lingkungan perumahan mereka sebagai fasilitas tambahan.
Nah apakah ratio 10% dapat dikatakan bahwa gedung-gedung tersebut memanfaatkan teknologi hijau? Pertanyaan tersebut saat ini sudah bisa dijawab oleh salah satu lembaga NGO di Indonesia yang berkomitmen penuh terhadap pemanfaatan teknologi hijau oleh masyarakat, developer sampai industri, lembaga itu adalah Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia), GBC Indonesia sendiri merupakan salah satu member dari World Green Building Council (WGBC) yang berkantor di Toronto. Lembaga ini akan memberikan sertifikasi yang bernama Greenship yaitu sistem rating yang menentukan sebuah bangunan dinyatakan layak bersertifikat “bangunan hijau” atau tidak :) dengan beberapa ukuran, yaitu mulai dari kegunaan lahan tepat guna atau tidak, efesiensi penggunaan energi sudah bagus atau belum, sistem pengairan, sumber bahan material, kualitas udara sampai penggunaan lingkungan sekitar dengan teknologi hijau. Menarik? If yes, let continue :)
Bagaimana dengan negara lain? Tidak usah jauh-jauh, negara tetangga kita yaitu Singapura sudah memiliki lingkungan yang benar-benar menggunakan teknologi hijau, namanya adalah CleanTech Park. CleanTech Park adalah salah satu Eco-Business Park pertama di Singapura bahkan pertama di Asia yang dalam waktu 5 tahun ke depan akan membuat posisi Singapura menjadi yang terbaik untuk urusan teknologi hijau. Bangunan-bangunan ini tersebar seluas 50 hektar, yang akan digunakan sebagai lab ataupun testing dari solusi teknologi hijau. Pengembangan dari CleanTech Park ini terbagi menjadi 3 fase, fase pertama adalah gedung awal dan datacenter sebagai gateway menuju ke gedung perkantoran (fase ini sudah selesai), lalu fase kedua adalah pembangunan gedung-gedung dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang mau mau berkolaborasi memanfaatkan teknologi hijau (saat ini masih dalam tahap pembangunan).
Dibawah adalah penampakan fase pertama dari CleanTech Park yang sudah memanfaatkan teknologi hijau, seperti : efisiensi penggunaan air dan listrik, mengurangi sampah dan polusi serta melindungi kesehatan orang-orang disana dengan mempertahankan kualitas udara sebaik mungkin.
Tentunya tidak mungkin kalau lingkungan seluas 50 hektar diputari dengan berjalan kaki kan? :) kita pastinya membutuhkan sarana transportasi atau kendaraan. Bagaimana dengan teknologi hijau untuk kendaraan? Salah satu perusahaan otomotif yang sudah menggunakan teknologi hijau, adalah Daihatsu.
Teknologi Hijau yang di usung oleh Daihatsu disini, terdiri dari 3 fase : fase pertama adalah Eco-Idle Technology, yang kedua adalah 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection dan yang terakhir adalah Precious Metal-Free, Liquid-Feed Fuel Cell. Berat yah bahasanya ? :) mau tahu lebih lanjut dengan fase pertama, klik aja disini. Untuk fase kedua, dapat kita lihat pada mobil konsep milik Daihatsu yang bernama Daihatsu DX,dan Daihatsu DR bagi yang tahun lalu datang ke IIMS mungkin ingat di stand Daihatsu ada 1 mobil berwarna kuning. Silahkan dilihat gambarnya dibawah, pastinya keren banget ya :)
Saat ini mobil-mobil compact (kecil) umumnya menggunakan 3 silinder head. Daihatsu melalui R&D memiliki solusi yaitu mengurangi jumlah silinder menjadi 2, sehingga bensin bisa di bakar lebih efektif serta dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar untuk penggunaan mobil sehari-hari. Inilah salah satu inovasi Daihatsu dalam pengembangan teknologi hijau.
Seperti terlihat dari gambar diatas, mobil ini tampil dengan desain yang keren dan elegan. Di bagian depan, mobil terlihat sangat aggresive, hal ini berkat desain lampu depan yang terlihat seperti segitiga :) keren banget ya.
Daihatsu DR ini menggunakan mesin 660cc, namun jangan meremehkan mesin 660cc ini, karena mobil ini di bekali turbo, jadi dari sisi performa sangat mumpuni.
Output : 47kW/6.000rpm
Torsi : 110N . m (11.2kg . m) / 2.000rpm
Torsi : 110N . m (11.2kg . m) / 2.000rpm
Dengan teknologi ini memungkinkan mobil daihatsu dalam penggunaan harian menggunakan bensin hanya 35 km/liter, sangat hebat ya, apalagi di Jakarta macet-macetan yang umumnya mobil hanya mampu menggunakan bensin 10 km/liter. Teknologi hijau oleh Daihatsu ini jika dipergunakan oleh semua mobil di seluruh dunia akan menghemat penggunaan bensin yang sangat nyata.
Jika kita hitung, perhitungannya seperti dibawah (perhitungan dibawah asumsinya 1 hari jarak JKT - BSD - JKT adalah 85 km, dan dalam 1 bulan 1700 km)
Seperti yang kita lihat diatas, teknologi Daihatsu yaitu 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection, bisa melakukan penghematan (dalam 1 bulan), untuk bensin 122 liter dan rupiah sekitar Rp. 549.000. Bayangkan dalam 1 tahun, 1 mobil bisa melakukan penghematan 1.464 liter bensin atau rupiah sebesar Rp. 6.588.000. Coba bayangkan ada 1000 mobil Daihatsu di Jakarta, itu berarti ada penghematan 1.4 juta liter bensin atau nominalnya sebesar 6.5 miliar.
Bagi yang mau melihat mobil Daihatsu DX beraksi, silahkan lihat video dibawah :)
Pengembangan teknologi hijau oleh Daihatsu tidak hanya dari sisi lingkungan, namun juga penghematan dari sisi keuangan :) Daihatsu adalah masa depan dunia, teknologi hijau yang akan mengubah segalanya, hidup Daihatsu :)
Teknologi bangunan hijau juga banyak yang menarik sekarang, seperti yang dilakukan Tawada CleanTech http://www.tawadacleantech.com | Green Building Technology | Solusi Bangunan Hijau
ReplyDeletehttp://www.cleanairindonesia.blogspot.com
Gedung perkantoran menerapkan teknologi hijau (greend building) sangatlah perlu. Melihat perkembangan masa yang banyak menggunakan energi tak ramah lingkungan yang berimbas pada pemanasan global.
ReplyDelete